Sektor pertanian memiliki potensi yang besar bagi pembangunan. Untuk mewujudkan keberhasilan di sektor ini, berbagai upaya dan strategi pun dilakukan, baik di sisi para petani maupun dari segi regulasi.
Namun, yang tak boleh diabaikan adalah kualitas lahan pertanian yang mutlak menjadi fondasi keberhasilan berbagai usaha pertanian. Sebab, hasil pertanian yang produktif selalu berawal dari lahan yang subur. Lahan pertanian merupakan objek vital ketika mengemban visi swasembada pangan Indonesia.
Dalam perkembangan, di beberapa negara berkembang, pertanian terus dikembangkan dengan cara-cara modern seiring perkembangan sains dan teknologi di bidang pertanian. Di sana, ada peralihan yang dahsyat dari pola bercocok tanam yang bersifat tradisional ke pertanian modern. Sejalan dengan itu, fokus perhatian pegiat usaha tani diharapkan tidak hanya tertuju pada hasil pertanian. tetapi juga pada peningkatan kualitas lahan pertanian.
Hal itu menggambarkan potret pertanian modern yang hanya mementingkan hasil secara cepat, tanpa mempertimbangkan kepentingan terjaganya ekosistem lahan pertanian. Dalam kondisi seperti itu, ruang konservasi menjadi penting untuk dihadirkan dalam setiap usaha pertanian. Konservasi lahan pasca panen menjamin kelangsungan usaha pertanian; terjaganya kesuburan tanah (pemulihan humus tanah yang telah terkuras selama proses tanam sebelumnya) dan memperbaiki struktur tanah yang rusak.
Konservasi tanah adalah serangkaian strategi pengaturan untuk mencegah erosi tanah dari permukaan bumi atau perubahan yang terjadi secara kimiawi atau biologis akibat penggunaan pestisida yang berlebihan, salinisasi, pengasaman, atau akibat kontaminasi lainnya.
Di Indonesia, kerusakan lingkungan hidup yang cukup besar terjadi di berbagai daerah. Rata-rata, penyebabnya adalah masuknya industri pertambangan ekstraktif yang telah mengeksplorasi sumber daya alam di daerah itu. Hasilnya, lahan-lahan menjadi gundul, sumber air menjadi kering, sawah mengering, bahkan penyakit yang didera manusia pun terjadi. Tetapi, jauh lebih dalam dari itu, substansi urusan tanah adalah sejauh mana manusia menghargai tanah sebagai bagian dari hidup dan kehidupanya?
Dorongan untuk mempertahankan tanah dapat dilihat dari dua aspek; pertama, makna tanah bagi manusia, kedua, relasi orang dengan tanah. Kedua aspek itu saling berhubungan, bahkan kadang-kadang menyatu. Kedalaman relasi orang dengan tanah memberikan makna dan nilai tersendiri. Semakin bermakna dan bernilai relasi itu, semakin orang may mempertahankan apa yang membuat makna dan nilai itu.
Makna tanah bagi manusia, berkaitan dengan; bahwa tanah merupakan tempat dimana manusia berada dan hidup. Baik langsung maupun tidak, manusia hidup dari tanah. Bahkan bagi mereka yang hidup bukan dari tanah pertanian, tanah tetap penting dan dibutukan sekurang-kurangnya sebagai tempat tinggal. tanah menjadi tempat usaha, sarana perhubungan dan juga tempat peribadatan. Ini berarti bahwa makna tanah tidak hanya sekedar diiliki (to have), tetapi juga menyangkut peghayatan hidupnya (to be).
Hubungan manusia dengan tanah dapat dilukiskan dalam gambaran bahwa, tanah merupakan sawah/ladang garapan. Tanah digarap untuk menghasilkan barang-barang kebutuhan hidup manusia. bagi para petani, misalnya, tanah menjadi satu-satunya sumber hidup.
Dalam mitologi Hindu yang kemudian masuk dalam budaya Jawa, dipercaya bahwa Dewi Sri adalah dewi keberuntungan/ kemakmuran yang bersemayam di sawah dan ladang-ladang petani. Dewi Sri membuat tanah menjadi subur sehingga menghasilkan padi yang melimpah. Oleh karena itu, pada musim panen para petani memuliakan Dewi Sri dengan mempersembahkan sesajen. Tanah merupakan tempat di mana manusia hidup dan berada.
Tanah merupakan tempat di mana manusia hidup dan berkembang. Disitu juga terjadi keadilan dan kedamaian. Orang pergi dan pulang ke tempat tinggalnya. Orang merasakan jauh dekatnya dilihat dari titik itu.
Tanah mempunyai makna sebagai kawasan lingkungan hidup bagi manusia. Juga kalau kawasan itu tidak dimilikinya, kawasan lingkungan memperngaruhi dan menentukan gaya hidup orang. Orang- orang yang berbeda dengan orang-orang yang hidup di kawasan pantai.
Tanah juga dimaknai sebagai mata rantai sejarah manusia. Tanah menjadi penghubung antara mereka yang masih hidup dengan mereka yang suda meninggal, karena ada rasa keterikatan dengan leluhur mereka yang telah meninggal. Ikatan ini sangat kuat karena terbentuk lama.
Pemaknaan sosio-kultural manusia atas tanah diatas menggambarkan betapa dalam dan bernilainnya makna tanah bagi manusia. Sehingga, tak jarang, perjuangan sosial menuntut hak atas tanah digalang dan frontal terjadi dimana- mana. Ya, begitulah. Tanah benar-benar menyatu dengan dan dalam sejarah kehidupan manusia.
Suku Indian memanfaatkan tembakau untuk kepentingan medis dan kepentingan religius (baca: hal-hal yang bersifat spiritual). Untuk kepentingan medis, tembakau dipakai untuk mengobati luka yang dialami suku Indian saat berburu, atau luka-luka karena sayatan pisau, dan sebagainya. Tembakau banyak dikonsumsi kaum lelaki, dengan cara dikunyah maupun dilinting dengan model cerutu. Saat perang dunia kedua pecah, tembakau juga banyak dipakai para tentara di medan perang kala itu. Mereka menggunakannya sebagai rokok, dan juga pertolongan medis pertama untuk tentara yang mengalami luka.[2]
Seiring perjalanan waktu, tanaman tembakau telah banyak dikenal di berbagai belahan dunia. Permintaan pasar datang dari berbagai benua khususnya wilayah Eropa dan Asia. Di wilayah Eropa, tembakau pertama kali dikenal dari sebuah buku yang ditulis oleh seorang dokter asal Spanyol, Nicolas Monardes pada tahun 1571. Kala itu, ia menulis buku "History of medicinal plants of the new world" atau sejarah tanaman-tanaman yang dapat dipakai untuk kebutuhan medis. Dalam bukunya itu, ia menegaskan bahwa tembakau dapat menyembuhkan 36 penyakit. Tanaman tembakau pun kian terkenal.
Pada 1588, Thomas Harriet, seorang yang berasal dari Virginia, mempromosikan cara menambah semangat dengan merokok tembakau. Diduga, karena pola merokok tembakau kala itu tak menggunakan filtrasi yang aman, tembakau pun dituding sebagai tanaman berbahaya. Pasalnya, beberapa perokok kala itu diketahui meninggal akibat kecanduan merokok tembakau, dan merokok melalui hidung. Fakta itu tak lantas mematikan ekspansi penjualan tembakau ke berbagai belahan dunia selain Amerika.[3]
Di wilayah Asia, tembakau mulai diperkenalkan lewat China pada tahun 1530. Selanjutnya, pada tahun 1600, tembakau mulai merambah ke wilayah Jepang, Filipina, India. Pada tahun 1800 hingga awal 1900, industri rokok mulai bertumbuh di China. Persaingan pasar rokok di wilayah Asia, turut mempengaruhi permintaan tembakau.
Secara morfologi Tembakau dicirikan dengan keadaan tanaman yang kokoh dan besar dengan ketinggian tanaman sedang, daunya tipis dan elastis, bentuk daun bulat lebar, bermahkota slinder dan daunya berwarna cerah (Baca: Listyanto,2010: Budidaya Tanaman Tembakau Menggunakan pupuk hayati bio P 2000 Z). Tembakau mengandung zat alkaloid nikotin, sejenis neurotoksin (racun saraf) yang sangat ampuh jika digunakan pada serangga. Zat ini sering digunakan sebagai bahan utama insektisida.[5] Tembakau adalah komoditas perkebunan bukan pangan. Ia hanya dimanfaatkan untuk kepentingan hiburan, yang dipakai sebagai bahan baku rokok atau cerutu Tembakau memiliki manfaat bagi kesehatan, antara lain menambah protein anti kanker, melepas gigitan lintah, anti radang, dan obat luka.[6] Tembakau dianggap berbahaya bagi kesehatan, khususnya para perokok, baik perokok aktif maupun pasif. Perang terhadap konsumsi tembakau dan kampanye “dilarang merokok” merupakan cara berbagai lembaga untuk membatasi konsumsi tembakau.[7] Menyuburkan tanaman. Manfaat tembakau bagi tanaman, antara lain membunuh serangga, mencegah serangan kutu tanaman dan mencegah penyakit daun menggulung, cegah hama pengerek serta membasmi kelabang. Manfaat lain, tembakau juga dapat membasmi Tikus Tanah dan menyingkirkan laba-laba.[8]
Beberapa cara budidaya tembakau yang dapat dilakukan, antara lain:
Untuk varietas tembakau deli dan tembakau besuki, lembaran kaki adalah tembakau dengan kualitas terbaik sehingga bagian yang lain tidak diambil. Selain itu, untuk jenis tembakau sigaret, daun yang dipanen adalah daun pasir, daun bawah dan tengah, daunatas dan daun pucuk. Untuk tembakau virginia, lembaran daun bawah dan tengah adalahyang terbaik, disusul oleh lembaran daun atas dan lembaran yang lain merupakanlembaran daun yang berkualitas rendah.
Jenis tembakau sigaret antara lain tembakauvirginia dan tembakau turki. Sementra itu, untuk tembakau rajangan, daun yang diambil yaitu daun pasir dan 1-2 lembar daun kaki(kualitas baik) dan daun tengah (kualitas kurang).
Secara ekonomi, budidaya tembakau sangat menjanjikan. Di Indonesia, tembakau telah menjadi salah satu komoditas perkebunan yang telah merabah pasar internasional. Kontroversi akan bahaya merokok pun dituding telah turut memangkas prospek bisnis tembakau. Padahal, pada tahun 2012, tembako Indonesia menjadi tembakau dengan kualitas terbaik di dunia. Tak ada salahnya jika kedepan daerah-daerah yang berpotensi menjadi sentra tembakau dikembangkan kembali secara sistematis. Dukungan kebijakan politik dari pemerintah mutlak diperlukan untuk mendorong agenda itu.*
Marsel Gunas
andirian-pangan-dan-kearifan-lokal.html" target="_blank"> swasembada pangan adalah visi bersama sejak dahulu. Visi itu terbentuk dari kesadaran kolektif akan kekayaan sumber pangan yang dimiliki. Meskipun, untuk mencapai itu, jalan panjang harus kita lewati. Berbagai rintangan harus kita hadapi. Untuk mewujudkan swasembada pangan, diperlukan banyak strategi, dibutuhkan banyak upaya konkrit. Fokus berbagai upaya itu ialah pada sektor pertanian yang dimulai dari lahan pertanian.
Swasembada pangan mengafirmasi pemenuhan kebutuhan, pasokan dan ketersediaan pangan. Dukungan utama demi terwujudnya swasembada adalah produktivitas pertanian yang mantap dan berkelanjutan. Maka, yang wajib dicapai adalah produktivitas pertanian. Produktivitas pertanian mutlak dimulai dengan persiapan lahan pertanian yang berkualitas, pemilihan benih unggul, perawatan tanaman secara tepat, pemanenan, serta konservasi lahan.
Tanpa mempertimbangkan proses-proses itu, produktivitas pertanian hanya akan terus menjadi proyek-proyek momental tanpa hasil yang jelas.*
Marsel Gunas
Namun, yang tak boleh diabaikan adalah kualitas lahan pertanian yang mutlak menjadi fondasi keberhasilan berbagai usaha pertanian. Sebab, hasil pertanian yang produktif selalu berawal dari lahan yang subur. Lahan pertanian merupakan objek vital ketika mengemban visi swasembada pangan Indonesia.
Dalam perkembangan, di beberapa negara berkembang, pertanian terus dikembangkan dengan cara-cara modern seiring perkembangan sains dan teknologi di bidang pertanian. Di sana, ada peralihan yang dahsyat dari pola bercocok tanam yang bersifat tradisional ke pertanian modern. Sejalan dengan itu, fokus perhatian pegiat usaha tani diharapkan tidak hanya tertuju pada hasil pertanian. tetapi juga pada peningkatan kualitas lahan pertanian.
Lahan Pertanian-Terjebak Dilema
Arah gerak pertanian modern ternyata telah menghasilkan dilema di sektor pertanian. Di satu sisi, pertanian modern memudahkan petani untuk mengolah pertanian secara lebih cepat dan mudah, namun di sisi lain lahan rusak akibat tak berjalan seimbangnya penggunaan lahan dan konservasi lahan. Dalam konteks pengolahan lahan pertanian, ketidakseimbangan itu terlihat dari upaya peningkatan hasil pertanian dengan menggunakan pestisida secara berlebihan tanpa diikuti konservasi lahan pertanian pasca panen.Hal itu menggambarkan potret pertanian modern yang hanya mementingkan hasil secara cepat, tanpa mempertimbangkan kepentingan terjaganya ekosistem lahan pertanian. Dalam kondisi seperti itu, ruang konservasi menjadi penting untuk dihadirkan dalam setiap usaha pertanian. Konservasi lahan pasca panen menjamin kelangsungan usaha pertanian; terjaganya kesuburan tanah (pemulihan humus tanah yang telah terkuras selama proses tanam sebelumnya) dan memperbaiki struktur tanah yang rusak.
Konservasi tanah adalah serangkaian strategi pengaturan untuk mencegah erosi tanah dari permukaan bumi atau perubahan yang terjadi secara kimiawi atau biologis akibat penggunaan pestisida yang berlebihan, salinisasi, pengasaman, atau akibat kontaminasi lainnya.
Dimulai Dari Menghargai Tanah
Mendefinisikan tanah tentu tak bisa menggunakan pendekatan ekonomi semata. Dalam pendekatan ekonomi, tanah akan didefinisikan sebagai komoditi atau asset ekonomi yang dapat diperdagangkan untuk mencapai keuntungan. Tanah menjadi barang dagangan yang bisa dijual atau dieksploitasi kapan saja untuk keuntungan pribadi. Eksploitasi sumber daya alam yang masih marak dilakukan pun berbuah kehancuran. Tidak hanya tanah, tetapi juga air, hutan, dan ekosistem lainnya juga turut hancur.Di Indonesia, kerusakan lingkungan hidup yang cukup besar terjadi di berbagai daerah. Rata-rata, penyebabnya adalah masuknya industri pertambangan ekstraktif yang telah mengeksplorasi sumber daya alam di daerah itu. Hasilnya, lahan-lahan menjadi gundul, sumber air menjadi kering, sawah mengering, bahkan penyakit yang didera manusia pun terjadi. Tetapi, jauh lebih dalam dari itu, substansi urusan tanah adalah sejauh mana manusia menghargai tanah sebagai bagian dari hidup dan kehidupanya?
Dorongan untuk mempertahankan tanah dapat dilihat dari dua aspek; pertama, makna tanah bagi manusia, kedua, relasi orang dengan tanah. Kedua aspek itu saling berhubungan, bahkan kadang-kadang menyatu. Kedalaman relasi orang dengan tanah memberikan makna dan nilai tersendiri. Semakin bermakna dan bernilai relasi itu, semakin orang may mempertahankan apa yang membuat makna dan nilai itu.
Makna tanah bagi manusia, berkaitan dengan; bahwa tanah merupakan tempat dimana manusia berada dan hidup. Baik langsung maupun tidak, manusia hidup dari tanah. Bahkan bagi mereka yang hidup bukan dari tanah pertanian, tanah tetap penting dan dibutukan sekurang-kurangnya sebagai tempat tinggal. tanah menjadi tempat usaha, sarana perhubungan dan juga tempat peribadatan. Ini berarti bahwa makna tanah tidak hanya sekedar diiliki (to have), tetapi juga menyangkut peghayatan hidupnya (to be).
Hubungan manusia dengan tanah dapat dilukiskan dalam gambaran bahwa, tanah merupakan sawah/ladang garapan. Tanah digarap untuk menghasilkan barang-barang kebutuhan hidup manusia. bagi para petani, misalnya, tanah menjadi satu-satunya sumber hidup.
Dalam mitologi Hindu yang kemudian masuk dalam budaya Jawa, dipercaya bahwa Dewi Sri adalah dewi keberuntungan/ kemakmuran yang bersemayam di sawah dan ladang-ladang petani. Dewi Sri membuat tanah menjadi subur sehingga menghasilkan padi yang melimpah. Oleh karena itu, pada musim panen para petani memuliakan Dewi Sri dengan mempersembahkan sesajen. Tanah merupakan tempat di mana manusia hidup dan berada.
Tanah merupakan tempat di mana manusia hidup dan berkembang. Disitu juga terjadi keadilan dan kedamaian. Orang pergi dan pulang ke tempat tinggalnya. Orang merasakan jauh dekatnya dilihat dari titik itu.
Tanah mempunyai makna sebagai kawasan lingkungan hidup bagi manusia. Juga kalau kawasan itu tidak dimilikinya, kawasan lingkungan memperngaruhi dan menentukan gaya hidup orang. Orang- orang yang berbeda dengan orang-orang yang hidup di kawasan pantai.
Tanah juga dimaknai sebagai mata rantai sejarah manusia. Tanah menjadi penghubung antara mereka yang masih hidup dengan mereka yang suda meninggal, karena ada rasa keterikatan dengan leluhur mereka yang telah meninggal. Ikatan ini sangat kuat karena terbentuk lama.
Pemaknaan sosio-kultural manusia atas tanah diatas menggambarkan betapa dalam dan bernilainnya makna tanah bagi manusia. Sehingga, tak jarang, perjuangan sosial menuntut hak atas tanah digalang dan frontal terjadi dimana- mana. Ya, begitulah. Tanah benar-benar menyatu dengan dan dalam sejarah kehidupan manusia.
Swasembada Pangan: Dimulai Dari Lahan
Jika anda adalah seorang perokok, tentu akrab dengan komoditas ini; Tembakau. Tembakau adalah salah satu komoditas perkebunan, dan bukan komoditas pangan. Sebagian pihak hanya membudidayakan tembakau untuk kepentingan hiburan. Namun, sebenarnya, permintaan pasar terhadap tanaman ini cukup tinggi. Artinya tanaman ini menjanjikan kesejahteraan, jika dibudidayakan dengan pola yang tepat. Tembakau: Fakta dan Cara
Kata Tembakau
Kata tembakau berasal dari kata tobacco (Bahasa Inggris) yang berasal dari kata tabaco (Bahasa Sanyol) yang berarti sebuah pipa untuk merokok tembakau. Meski memiliki catatan sejarah penemuan yang variatif, namun sebagian besar pihak meyakini bahwa tembakau pertama kali ditemukan di wilayah Amerika bagian Utara dan Selatan, sejak tahun 6000 SM. Sebelum Christopher Colombus menemukan benua Amerika, tembakau sebenarnya sudah ada di wilayah itu dan dikonsumsi oleh suku Indian.[1]Suku Indian memanfaatkan tembakau untuk kepentingan medis dan kepentingan religius (baca: hal-hal yang bersifat spiritual). Untuk kepentingan medis, tembakau dipakai untuk mengobati luka yang dialami suku Indian saat berburu, atau luka-luka karena sayatan pisau, dan sebagainya. Tembakau banyak dikonsumsi kaum lelaki, dengan cara dikunyah maupun dilinting dengan model cerutu. Saat perang dunia kedua pecah, tembakau juga banyak dipakai para tentara di medan perang kala itu. Mereka menggunakannya sebagai rokok, dan juga pertolongan medis pertama untuk tentara yang mengalami luka.[2]
Seiring perjalanan waktu, tanaman tembakau telah banyak dikenal di berbagai belahan dunia. Permintaan pasar datang dari berbagai benua khususnya wilayah Eropa dan Asia. Di wilayah Eropa, tembakau pertama kali dikenal dari sebuah buku yang ditulis oleh seorang dokter asal Spanyol, Nicolas Monardes pada tahun 1571. Kala itu, ia menulis buku "History of medicinal plants of the new world" atau sejarah tanaman-tanaman yang dapat dipakai untuk kebutuhan medis. Dalam bukunya itu, ia menegaskan bahwa tembakau dapat menyembuhkan 36 penyakit. Tanaman tembakau pun kian terkenal.
Pada 1588, Thomas Harriet, seorang yang berasal dari Virginia, mempromosikan cara menambah semangat dengan merokok tembakau. Diduga, karena pola merokok tembakau kala itu tak menggunakan filtrasi yang aman, tembakau pun dituding sebagai tanaman berbahaya. Pasalnya, beberapa perokok kala itu diketahui meninggal akibat kecanduan merokok tembakau, dan merokok melalui hidung. Fakta itu tak lantas mematikan ekspansi penjualan tembakau ke berbagai belahan dunia selain Amerika.[3]
Di wilayah Asia, tembakau mulai diperkenalkan lewat China pada tahun 1530. Selanjutnya, pada tahun 1600, tembakau mulai merambah ke wilayah Jepang, Filipina, India. Pada tahun 1800 hingga awal 1900, industri rokok mulai bertumbuh di China. Persaingan pasar rokok di wilayah Asia, turut mempengaruhi permintaan tembakau.
Fakta Tembakau
- Secara taksonomi tanaman, tembakau berasal dari genus Nicotiana. Terdapat banyak spesies dari tanaman ini. Namun, yang kerap anda temukan saat ini adalah tembakau yang berasal dari spesies Nicotiana Tabacum.[4]
Budidaya Tembakau
Lahan yang subur memungkinkan bertumbuhnya berbagai jenis tanaman. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tembakau di dunia. Pada tahun 2012, tembakau Indonesia bahkan menjadi incaran pasar internasional. Alasanya, saat itu kualitas tembakau Indonesia berada di nomor wahid. Melihat permintaan pasar yang cukup tinggi, sudah saatnya tembakau dibudidayakan secara serius.[9]Beberapa cara budidaya tembakau yang dapat dilakukan, antara lain:
Penyiapan lahan
- Tanaman tembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun iklim yang sangat basah. Untuk tanaman tembakau dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah hujan rata-rata 1.500-3.500 mm/tahun.
- Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya rendah. Oleh karena itu lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau berkisar antara 21-32,30 ˚C.
- Lahan yang akan ditanami tembakau adalah tanah gembur, remah, mudah mengikat air, memiliki tata air dan udara yang baik sehingga dapat meningkatkan drainase, ketinggian antara 200-3.000 mdpl.
- Lahan dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma
- Lahan diberi pupuk kandang dengan dosis 10-20 ton/ha lalu dibajak dan dibiarkan + 1 minggu
- Buat bedengan lebar 40 cm dan tinggi 40 cm. Jarak antar bedeng 90-100 cm dengan arah membujur antara timur dan barat. Lakukan pengapuran jika tanah masam
- Apabila diinginkan daun yang tipis dan halus maka jarak tanam harus rapat, sekitar 90 x 70 cm
Pembibitan
- Jumlah benih + 8-10 gram/ha, tergantung jarak tanam.
- Biji utuh, tidak terserang penyakit dan tidak keriput
- Media semai = campuran tanah (50%) + pupuk kandang matang. Dosis pupuk untuk setiap meter persegi media semai adalah 70 gram DS dan 35 gram ZA dan isikan pada polybag
- Bedeng persemaian diberi naungan berupa daun-daunan, tinggi atap 1 m sisi Timur dan 60 cm sisi Barat.
- Kecambahkan pada baki/tampah yang diberi alas kertas merang atau kain yang dibasahi hingga agak lembab. Tiga hari kemudian benih sudah menampakkan akarnya yang ditandai dengan bintik putih. Pada stadium ini benih baru dapat disemaikan.
- Siram media semai sampai agak basah/lembab, masukan benih pada lubang sedalam 0,5 cm dan tutup tanah tipis-tipis.
- Bibit sudah dapat dipindahtanamkan ke kebun apabila berumur 35-55 hari setelah semai.
- Tugal tanah dengan kedalaman 5-10 cm dengan alat tugal yang terbuat dari kayu
- Benamkan bibit sedalam leher akar
- Padatkan tanah disekitar bibit dengan cara menekan dengan jari dan hati-hati batang tembakau patah sebeb sangat lumak.
Penanaman
- Waktu tanam yang baik pada pagi hari atau sore hari
- Apabila diinginkan daun yang tipis dan halus maka jarak tanam harus rapat, sekitar 90 x 70 cm. Cara penanaman yang dilakukan yaitu dengan membasahi dan sobek polibag lalu benamkan bibit sedalam leher akar Waktu tanam pada pagi hari atau sore hari.
Perawatan
- Penyulaman dilakukan 1- 3 minggu setelah tanam, bibit kurang baik dicabut dan diganti dengan bibit baru yang berumur sama.
- Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan pembumbunan yaitu setiap 3 minggu sekali.
- Pengangiran/Pembumbunan dilakukan untuk memperbaiki susunan udara tanah, memudahkan perembesan air, mengendalikan gulma dan memperbaiki guludan.
- Pendangiran dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman yang berada pada kedalaman 30 cm– 40 cm di dalam tanah.
- Pendangiran dilakukan 3–4 kali tergantung pada kondisi tanah pada lahan dan gulma.
- Pada tanaman tembakau ceretu Vorstenlanden di bawah naungan misalnya pendangiran dilakukan 3 kali pada umur 7 – 10 hari setelah tanam (HST), 20 – 22 HST dan 30 – 35 HST.
- Pendangiran pada tanaman tembakau virginia PT. BAT di Klaten misalnya melakukan pendangiran sebanyak 4 kali yaitu pada 1 sampai 14 HST 30 – 35 HST, 45 – 55 HST dan 80 – 85 HST. Pendangiran umumnya dilakukan setelah pengairan.
- Pemupukan pada tanaman tembakau ditujukan untuk memenuhi unsur hara sehingga tanaman dapat menghasilkan krosok yang tinggi baik jumlah maupun kualitasnya.
Pemangkasan
Terdapat 2 macam pemangkasan yaitu : topping (pangkas pucuk) dan suckering atau pembuangan tunas samping (wiwil). Pangkas pucuk maupun wiwil pada tanaman tembakau bertujuan untuk menghentikan pengangkutan bahan makanan ke mahkota bunga atau kekuncup tunas sehingga hasil foto sintesis dapat terakumulasi pada daun sehingga diperoleh produksi krosok dan kualitasnya yang tinggi.- Pangkas pucuk dan wiwil biasanya dilakukan secara manual. Pangkasan pucuk dilakukan pada saat button stage atau saat daun berjumlah 20 helai di atas daun bibit.
- Pangkasan wiwil dilakukan 3 sampai 5 hari sekali pada saat panjang tunas samping sekitar 7 cm. Wiwil dilakukan sampai panen berakhir.
- Pangkasan wiwil saat ini sudah dapat dilakukan dengan bahan kimia (sucrisida) Hyline 715. Penggunaan sucrisida memberikan hasil yang lebih baik.
Pemanenan
Waktu panen dan cara penanganan pasca panen tembakau sangat tergantung pada jenis tembakaunya. Misalnya, pada tembakau cerutu. Daun yang dipanen adalah daun pasir, daun kaki (daun kaki pertamadan daun kaki atas), daun tengah / madya (daun madya pertama dan daun madya kedua)dan daun pucuk.Untuk varietas tembakau deli dan tembakau besuki, lembaran kaki adalah tembakau dengan kualitas terbaik sehingga bagian yang lain tidak diambil. Selain itu, untuk jenis tembakau sigaret, daun yang dipanen adalah daun pasir, daun bawah dan tengah, daunatas dan daun pucuk. Untuk tembakau virginia, lembaran daun bawah dan tengah adalahyang terbaik, disusul oleh lembaran daun atas dan lembaran yang lain merupakanlembaran daun yang berkualitas rendah.
Jenis tembakau sigaret antara lain tembakauvirginia dan tembakau turki. Sementra itu, untuk tembakau rajangan, daun yang diambil yaitu daun pasir dan 1-2 lembar daun kaki(kualitas baik) dan daun tengah (kualitas kurang).
Secara ekonomi, budidaya tembakau sangat menjanjikan. Di Indonesia, tembakau telah menjadi salah satu komoditas perkebunan yang telah merabah pasar internasional. Kontroversi akan bahaya merokok pun dituding telah turut memangkas prospek bisnis tembakau. Padahal, pada tahun 2012, tembako Indonesia menjadi tembakau dengan kualitas terbaik di dunia. Tak ada salahnya jika kedepan daerah-daerah yang berpotensi menjadi sentra tembakau dikembangkan kembali secara sistematis. Dukungan kebijakan politik dari pemerintah mutlak diperlukan untuk mendorong agenda itu.*
Marsel Gunas
[1] Christopher Columbus merupakan seorang penjelajah sekaligus pedagang asal Italia. Ia lahir pada 30 Oktober 1451–meninggal 20 Mei 1506 pada umur 54 tahun. Dalam sejarah dunia-meskipun masih kontroversial, ia dikenal sebagai penemu benua Amerika. Catatan sejarah itu telah dibantah beberapa kali, dan menegaskan bahwa bukan Columbus lah yang menemukan Benua Amerika.
[2] Suku Indian secara umum dikenal sebagai suku pertama yang mendiami wilayah Amerika. Tentu ada banyak literatur yang akan menjelaskan kehidupan dan profil mereka dalam sejarah Amerika.
[3] Tanaman Tembakau dikenal pertama kali di Amerika, khususnya wilayah Amerika bagian Utara dan bagian Selatan, sebelum pemasaranya berekspansi ke Eropa dan Asia. Tembakau, kala itu lebih dikenal sebagai tanaman yang dapat dipakai sebagai obat-obatan dan juga dipakai untuk kebutuhan acara-acara spiritual Suku Indian
[4]Yang jelas, tanpa mengenal taxonomy tanaman tembakau, kita akan sulit memahami berbagai hal lainya terkait tembakau. Kandungan zat Nicotine pada sembako merupakan salah satu jenis penunjuk species tanaman tembakau, Nicotiana Tabacum. Sedikitnya, ada 66 species tanaman selain Nicotiana Tabacum.
[5] Organisasi Kesehetan Dunia (WHO) sejak lama telah mengkampanyekan bahaya tembakau bagi kesehatan manusia. Menurut WHO, zat-zat yang terkandung di dalam tembakau dapat mengakibatkan kematian bagi manusia
[6] Tembakau memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia, khususnya para perokok. Untuk membangkitkan kesadaran itu, kampanye "dilarang merokok" pun dipajang di berbagai bungkusan rokok, dan berlaku untuk semua merk rokok.
[7] Manfaat tembakau bagi kesehatan sebenarnya terlihat dari pemanfaatan tembakau pada peradaban suku Indian di Amerika. Kala itu, tembakau dipakai untuk kebutuhan-kebutuhan ini.
[8] Sejumlah manfaat tembakau bagi tanaman bisa dilihat disini. Di Indonesia, pengembangan budidaya tembakau gencar dilakukan di beberapa daerah di Pulau Jawa. Harapanya, daerah-daerah ini terus menjadi sentra perkebunan tembakau yang produktif bagi penerimaan negara.
[9] Bunga Rampai Fakta Tembakau dan Permasalahannya di Indonesia Tahun 2012 yang dirilis Kementerian Kesehatan membenarkan kontribusi tembakau terhadap penerimaan negara. Namun, tak dapat disangkal, pengaruh negatif tembakau terhadap kesehatan masyarakat turut mempengaruhi semangat petani untuk membudidayakan tembakau.
[2] Suku Indian secara umum dikenal sebagai suku pertama yang mendiami wilayah Amerika. Tentu ada banyak literatur yang akan menjelaskan kehidupan dan profil mereka dalam sejarah Amerika.
[3] Tanaman Tembakau dikenal pertama kali di Amerika, khususnya wilayah Amerika bagian Utara dan bagian Selatan, sebelum pemasaranya berekspansi ke Eropa dan Asia. Tembakau, kala itu lebih dikenal sebagai tanaman yang dapat dipakai sebagai obat-obatan dan juga dipakai untuk kebutuhan acara-acara spiritual Suku Indian
[4]Yang jelas, tanpa mengenal taxonomy tanaman tembakau, kita akan sulit memahami berbagai hal lainya terkait tembakau. Kandungan zat Nicotine pada sembako merupakan salah satu jenis penunjuk species tanaman tembakau, Nicotiana Tabacum. Sedikitnya, ada 66 species tanaman selain Nicotiana Tabacum.
[5] Organisasi Kesehetan Dunia (WHO) sejak lama telah mengkampanyekan bahaya tembakau bagi kesehatan manusia. Menurut WHO, zat-zat yang terkandung di dalam tembakau dapat mengakibatkan kematian bagi manusia
[6] Tembakau memiliki dampak buruk bagi kesehatan manusia, khususnya para perokok. Untuk membangkitkan kesadaran itu, kampanye "dilarang merokok" pun dipajang di berbagai bungkusan rokok, dan berlaku untuk semua merk rokok.
[7] Manfaat tembakau bagi kesehatan sebenarnya terlihat dari pemanfaatan tembakau pada peradaban suku Indian di Amerika. Kala itu, tembakau dipakai untuk kebutuhan-kebutuhan ini.
[8] Sejumlah manfaat tembakau bagi tanaman bisa dilihat disini. Di Indonesia, pengembangan budidaya tembakau gencar dilakukan di beberapa daerah di Pulau Jawa. Harapanya, daerah-daerah ini terus menjadi sentra perkebunan tembakau yang produktif bagi penerimaan negara.
[9] Bunga Rampai Fakta Tembakau dan Permasalahannya di Indonesia Tahun 2012 yang dirilis Kementerian Kesehatan membenarkan kontribusi tembakau terhadap penerimaan negara. Namun, tak dapat disangkal, pengaruh negatif tembakau terhadap kesehatan masyarakat turut mempengaruhi semangat petani untuk membudidayakan tembakau.
Swasembada pangan mengafirmasi pemenuhan kebutuhan, pasokan dan ketersediaan pangan. Dukungan utama demi terwujudnya swasembada adalah produktivitas pertanian yang mantap dan berkelanjutan. Maka, yang wajib dicapai adalah produktivitas pertanian. Produktivitas pertanian mutlak dimulai dengan persiapan lahan pertanian yang berkualitas, pemilihan benih unggul, perawatan tanaman secara tepat, pemanenan, serta konservasi lahan.
Tanpa mempertimbangkan proses-proses itu, produktivitas pertanian hanya akan terus menjadi proyek-proyek momental tanpa hasil yang jelas.*
Marsel Gunas