Salah satu jenis tanaman perkebunan yang belum serius digarap di Indonesia adalah Vanili. Padahal, dari segi harga di pasar, tanaman ini sangat menjanjikan. Di pasaran, harga Vanili dijual dengan kisaran harga Rp250.000 – Rp300.000. Dengan harga Vanili yang cukup manis ini, seharusnya budidaya Vanili di Indonesia bisa lebih digarap secara serius.
Tanaman vanili salah satu jenis tanaman yang berasal dari genus Vanilla dan lebih dikenal dengan nama Vanilla planifolia. Secara harafiah, kata Vanilla berasal dari bahasa Spanyol “vainilla” yang berarti sebuah pod (benda yang digunakan tempat menanam tanaman tertentu). Pada tahun 1521, tanaman ini ditemukan oleh tentara Hernando Cortes yang sedang mengintai di sekitar wilayah Mexico Tenggara. Tanaman ini baru masuk di Indonesia pada tahun 1819.[2]
Harus diakui, belum banyak daerah di Indonesia yang membudidayakan Vanili. Di Indonesia, tanaman Vanili banyak ditemukan di daerah Jawa Tengah, Sulawesi, Sumatera dan Nusa Tenggara. Persoalannya memang selalu terkait dengan tekstur tanah, dan iklim daerah setempat.
Budidaya adalah semua usaha atau kegiatan yang dapat memberi hasil. Orang yang membudidayakan sesuatu disebut pembudidaya. Apapun definisinya, budidaya selalu berkaitan dengan usaha yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu. Demikian pula dengan budidaya vanili. Budidaya vanili adalah berkaitan dengan usaha menanam, merawat dan memanen tanaman vanili
Di Indonesia, budidaya vanili masih belum serius dilakukan. Pasalnya, masih terbentur iklim wilayah dan keterbatasan informasi yang tepat terkait metode budidaya Vanili. Dari sisi kualitas, kualitas vanili Indonesia diakui dunia. Kualitas “Java Vannilla” misalnya telah mengalahkan kualitas Vanili asal negara asal vanili, Mexico.
Pada tahun 2007, Indonesia bahkan pernah menjadi negara produsen vanili nomor satu di dunia. Namun, akibat gejolak harga vanili yang tak pasti, petani pun mulai kehilangan semangat untuk membudidayakan vanili. Sudah saatnya, pemerintah memberi perhatian serius terhadap budidaya vanili.[3]
Masih ada waktu untuk membenahi. Namun, jika masih acuh, visi Indonesia menjadi produsen Vanili hanya menjadi angan belaka.*
Marsel Gunas
Mengenal Vanili
Vanili bukan merupakan jenis tanaman asli Indonesia. Tanaman ini merupakan tanaman yang berasal dari Mexico yang pertama kali dikembangkan suku Aztec di Mexico puluhan tahun silam.[1]Tanaman vanili salah satu jenis tanaman yang berasal dari genus Vanilla dan lebih dikenal dengan nama Vanilla planifolia. Secara harafiah, kata Vanilla berasal dari bahasa Spanyol “vainilla” yang berarti sebuah pod (benda yang digunakan tempat menanam tanaman tertentu). Pada tahun 1521, tanaman ini ditemukan oleh tentara Hernando Cortes yang sedang mengintai di sekitar wilayah Mexico Tenggara. Tanaman ini baru masuk di Indonesia pada tahun 1819.[2]
Harus diakui, belum banyak daerah di Indonesia yang membudidayakan Vanili. Di Indonesia, tanaman Vanili banyak ditemukan di daerah Jawa Tengah, Sulawesi, Sumatera dan Nusa Tenggara. Persoalannya memang selalu terkait dengan tekstur tanah, dan iklim daerah setempat.
Budidaya Vanili
Vanili digunakan sebagai penyedap rasa makanan yang amat digemari. Melihat geliat pasar yang terus memburu vanili berkualitas, sudah saatnya Indonesia menggarap pembudidayaan vanili secara serius.Budidaya adalah semua usaha atau kegiatan yang dapat memberi hasil. Orang yang membudidayakan sesuatu disebut pembudidaya. Apapun definisinya, budidaya selalu berkaitan dengan usaha yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu. Demikian pula dengan budidaya vanili. Budidaya vanili adalah berkaitan dengan usaha menanam, merawat dan memanen tanaman vanili
Di Indonesia, budidaya vanili masih belum serius dilakukan. Pasalnya, masih terbentur iklim wilayah dan keterbatasan informasi yang tepat terkait metode budidaya Vanili. Dari sisi kualitas, kualitas vanili Indonesia diakui dunia. Kualitas “Java Vannilla” misalnya telah mengalahkan kualitas Vanili asal negara asal vanili, Mexico.
Pada tahun 2007, Indonesia bahkan pernah menjadi negara produsen vanili nomor satu di dunia. Namun, akibat gejolak harga vanili yang tak pasti, petani pun mulai kehilangan semangat untuk membudidayakan vanili. Sudah saatnya, pemerintah memberi perhatian serius terhadap budidaya vanili.[3]
Masih ada waktu untuk membenahi. Namun, jika masih acuh, visi Indonesia menjadi produsen Vanili hanya menjadi angan belaka.*
Marsel Gunas
[1] Suku Aztec adalah orang Amerika Tengah dari sentral Meksiko yang kaya dengan warisan mitologi dan kebudayaan. Dalam bahasa Nahuatl, bahasa suku Aztek, “Aztek” berarti seseorang yang berasal dari Aztlán”. Kaum Aztek juga menyebut diri mereka sebagai Mehika atau Meshika atau Mexica, asal nama “Meksiko”.
[2] Vanili (Vanilla planifolia) adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa dijadikan pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buahnya yang berbentuk polong.
[3] Untuk membudidayakan vanili, juga diperlukan metode jitu. Dengan menggunakan metode yang tepat, petani akan dapat memetik hasil yang jitu pula atas usahanya membudidayakan vanili
[2] Vanili (Vanilla planifolia) adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa dijadikan pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buahnya yang berbentuk polong.
[3] Untuk membudidayakan vanili, juga diperlukan metode jitu. Dengan menggunakan metode yang tepat, petani akan dapat memetik hasil yang jitu pula atas usahanya membudidayakan vanili