Kebudayaan Minang yang hampir punah karena perkembangan zaman || ITtheacher

            Pada perkebangan zaman globalisasi pada saat ini sangat banyak sekali mempengaruhi budaya-budaya yang ada di sebuah tempat. kali ini saya akan memaparkan beberapa kebudayaan Minangkabau yang hampir punah dimakan waktu.

1. Surau sebagai gudang ilmu dan tempat menuntut ilmu
pada kondisi saat sekarang ini generasi muda sangat enggan untuk mendatangi yang namanya surau, hal ini disebabkan fasilitas yang ada didalam surau tidak sebaik fasilitas yang ada di pada Masjid. kali ini saya bukan untuk membandingkan  antara surau dan masjid akan tetapi saya mengritik kenapa para orang tua tidak mengajarkan kepada anak-anaknya fungsi-fungsi dari Surau ataupun Masjid.
*nb: fungsi surau dan masjid nanti akan saya post pada kesempatan berikutnya

2. Peran Seorang Mamak

pada saat sekarang ini fungsi dari mamak sudah jarang sekali dilakoni. Seorang mamak kebanyakan lepas tangan terhadap kemenakan-kemenakan nya, hal ini dibuktikan dengan banyak nya generasi muda pada saat sekarang ini yang kurang memiliki etika dan sopan satun. hal ini penyebabnya tak lain adalah bagaimana seorang mamak dalam mengajar seorang kemenakan. apabila hal ini tidak dipedulikan oleh mamak, siap-siap saja seorang mamak tidak akan dihargai oleh kemenakan-kemenakannya.
3. Kato Nan Ampek ( Mandaki, manurun, malereng, dan mandata)
pada zaman saat sekarang ini, kato nan ampek sudah nyaris tidak dipakai lagi, yang mana kato yang ampek itu adalah
a) kato mandaki adalah bagaiman cara seseorang berbicara kepada orang yang lebih dewasa
b) kato manurun adalah bagaimana cara seseorang berbicara dengan orang yang lebih kecil
c) kato malereng adalah bagaimana cara seseorang berbicara dengan orang sumando
d) kato madata adalah bagaimana cara seseorang berbicara dengan orang yang sejawat atau sama besar dengannya.

4. Rumah gadang
saat sekarang ini rumah gadang tidaklah dijadikan lagi sebagai rumah, akan tetapi hanya dipandang sebagai warisan para leluhur. dengan perkembangan zaman, masyarakat minang lebih memilih rumah moderen ketimbang menempati rumah gadang, karena rumah gadang dinilai terlalu kuno dan tidak baru.

5. Makan Bajamba atau makan secara bersama
pada zaman dahulu, makan bajamba bukanlah dilakukan ketika ada acara adat saja, akan tetapi ketika makan malam, setiap keluarga sering kali mengadakan makan bajamba. biasanya hal ini dilakukan setelah menunaikan sholat magrib berjama'ah, dan dilanjutkan dengan makan bajamba. fungsinya sebenarnya bukan saja untuk menambah nikmatnya saat makan, akan tetapi juga menjalin kedekatan antar keluarga tersebut.

sekian artikel saya pada kali ini, terlebih terurang saya mohon maaf. terimakasih sudah berkunjung pada artikel kami, jika bermanfaat jangan lupa share artikel kami dengan menekan tanda http://www.share.org/media/hmlgvvkj.png di pojok kanan atas.
 


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Berita,Budaya